Pages - Menu

Selasa, 20 Mei 2014

LAPORAN MEKTAN

LAPORAN MEKANIKA TANAH 2            

DISUSUN OLEH:

Andre Irawan Luke
Yul Paulina Boboy
Ferrer Vinsensius Kua
Dietha cyta Paradisa 
Binsar Tua Adventarius Manik
Macksion Sanabel
Usias Soleman Baitanu

PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA



BAB I
STANDART PROCTOR TEST

A.    TUJUAN
Tujuan dalam praktek standard proctor test yaitu untuk mengetahui derajat kepadatan lapangan.

B.     ALAT DAN BAHAN
1.       set alat standart proctor test (cetakan dan penumbuk)
2.      Timbangan dengan ketelitian 4,5 gram
3.      Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram
4.      Lengser besar-lengser
5.      Jack (untuk mengeluarkan contok tanah dari cetakan)
6.      Penggaris besi dengan pinggiran lurus
7.      Ayakan no 4
8.      Cawan
9.      Oven
10.  Botol plastik
11.  Seperangkat alat menentukan GS

C.    LANGKAH KERJA
1.      Ambil tanah yang sudah diangin-anginkan sebanyak 2,5 kg lalu pecahkan semua gumpalan-gumpalan tanah.
2.      Tanah yang sudah disiapkan pada langkah no.1 tersebut diayak dengan menggunakan ayakan no.4.kumpulkan semua tanah yang lolos ayakan no.4 didalam lengser yang besar.
3.      Tambahkan air pada tanah didalam lengser tersbut dan campur hingga merata untuk membuat kadar air dari tanah tersebut dan campur hingga merata untuk membuat kadar air dari tanah  tersebut kira-kira 5%.
4.      Tentukan berat cetakan + plat dasar (=W1).
5.      Pasang silinder perpanjangan pada bagian atas dari cetakan.
6.      Tanah yang sudah disiapkan pada langkah no.3 tersebut lalu dibagi menjadi 3 bagian. Masukan masing-masing bagian tanah kedalam tanah 3 lapisan yang kira-kira sama tebalnya. Tiap-tiap lapisan harus dipadatkan secara merata dengan menggunakan standart Proctor hammer sebanyak 25 kali. Adapun cara melakukan penumbukan untuk tiap-tiap lapisan akan dilihat pada gambar 2.
Catatan : Tanah lepas yang ditaruh didalam cetakan untuk lapisan ketiga (paling atas)  harus sedemikian tinggi sehingga apabila dipadatkan,bagian atas dari permukaan tanah tersebut masih lebih tinggi dari cetakan.
7.      Lepaskan silinder perpanjangan yang disambung pada bagian atas cetakan. Silinder perpanangan tersebut harus dilepas secara berhati-hati supaya tidak merusak tanah yang sudah dipadatkan didalam silinder tersebut.
8.      Dengan menggunakan penggaris besi,potong kelebihan tanah diatas cetakan secara perlahan-lahan dan sedikit demi sedikit hingga permukaan tanah yang dipadatkan sama tinggi dengan permukaan cetakan tersebut.
9.      Timbang berat cetakan + tanah yang sudah dipadatkan + plat dasar(yang sudah disiapkan pada langkah no.8)=W2.
10.  Lepaskan plat dasar dari cetakan,kemudian keluarkan tanah yang sudah dipadatkan dari dalam cetakan dengan menggunakan jack.
11.  Ambil sedikit contoh tanah yang sudah dilepaskan dari cetakan (pada langkah no 10.) dan letakan didalam cawan untuk ditentukan kadar airnya (sebelum dimasukan dalam oven,berat dari tanah basah ditentukan terlebih dahulu).
12.  Pecahkan gumpulan – gumpalan tanah yang sudah dikeluarkan dari cetakan (langkah no.10),dan tangan dan campur tanah tersebut dengan tanah lembab yang tersisa didalam lengser.
Tambahkan air dan campur hingga merata agar supaya kadar air dalam campuran tersebut naik kira-kira 2%.
13.  Ulangi urutan pelaksaan no.5 sampai dengan no.12. didalam pelaksaan test ini,harga dari berat volume tanah kering (  mula-mula akan naik,dan kemudian akan turun. Teruskan test tersebut sampai didapat paling sedikit dua kali pembacaan harga dari (
Yang makin mengecil.
14.  Pada hari berikutnya, timbang tanah yang sudah dikeringkan pada langkah no.11 untuk mengetahui berat tanah kering yang bersangkutan, dan kemudian tentukan kadar airnya.
15.  Selanjutnya dari contoh tanah tersebut tentukan harga Gsnya (urutan langkah pelaksanaan test GS seperti yang diuraikan diatas).

D.    KESIMPULAN  
Dari hasil test laboratorium yang dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa tanah yang diuji memiliki 
a.      Berat volume kering max, gd max = 1.970gr/cmᵌ
b.      Kadar air optimum, Wopt = 12,50 %
c.       Specific Graviti, Gs = 2.75



BAB II
SAND CONE

A.    TUJUAN  :
untuk menentukan kepadatan ditempat dari lapisan tanah atau perkerasan yang telah dipadatkan

B.     PERALATAN YANG DIGUNAKAN UNTUK TEST SAND CONE :
1.      Botol transparan, corong logam dan plat dasar
2.      Palu, sendok, kuas dan kapi
3.      Timba untuk tempat tanah
4.      Peralatan untuk menentukan kadar air
5.      Timbangan kapasitas 500 gr dengan ketelitian 0,1 gr
6.      Timbangan kapasitas 10 kg dengan ketelitian 1,0 gr
7.      Oven
8.      Pasir silika
9.      Air suling

C.    URUTAN PELAKSANAAN

1.      Menentukan volume botol transparan dengan cara :

a.       Timbang alat (botol+corong), (W1)
b.      Isi botol dengan air suling,bersihkan air yang diluar botol
c.       Timbang botol yang berisi air tersebut, (W2)
d.      Hitung berat air = W2-W1, berat air = volume air jika harga ɤw = 1 dan volume air tersebut adalah sama dengan volume botol

2.      Menentukan  berat volume pasir silica dengan cara :

a.       Letakan alat dengan botol dibawah pada dasar yang rata, tutup kran, kemudian isi corong dengan pasir silika
b.      Bukalah kran, isi botol dengan pasir silica sampai penuh dan jaga selama pengisian corong terisi pasir paling sedikit setengahnya
c.       Tutupkran dan bersihkan kelebihan pasir diatas kran dan timbanglah beratnya
d.      Hitung berat pasir silica dalam botol = W3-W1
e.       Hitung volume pasir silika = , dimana volume pasir silika = volume botol

3.      Menentukan berat pasir silica dalam corong :
a.       Isi botol dengan pasir silica secukupnya (melebihi volume corong) dan timbang beratnya, (W4)
b.      Letakan alat dan corong dibawah  corong diletakan diatas pelat dasar, dimana kedudukan pelat dasar harus rata dan bersih
c.       Bukalah kran pelan-pelan sampai pasir berhenti mengalir
d.      Tutup kran dan timbanglah alat beserta sisa pasir, (W5)
e.       Hitung berat pasir silica dalam corong W4-W5

4.      Menentukan berat volume tanah :

a.       Isi botol dengan pasir sampai penuh, timbang beratnya (W6)
b.      Ratakan permukaan tanah yang akan diperiksa. Letakan plat dasar pada permukaan tanah yang telah rata tersebut dan kokohkan dengan paku di keempat sudut
c.       Galihlah lubang sedalam minimal 10 cm ( tidak melebihi satu hamparan padat)
d.      Seluruh tanah hasil galian dimasukan dalam
e.       Letakan alat dengan corong dibawah diatas pelat dasar yang telah disiapkan untuk melubangi tanah, buka kran pelan-pelan sehingga pasir silica masuk kedalam lubang. Setelah pasir silica berhenti mengalir tutup kran kembali dan timbang alat beserta sisa pasir silika, beratnya (W9)
f.       Ambil tanah sedikit dari kaleng untuk ditentukan kadar airnya






Sample no

1

Berat botol dan corong (W1)
gr
1186

Berat botol dancorong + air (W2)
gr
5805

Berat botol dan corong + pasir (W3)
gr
8512

Berat volume pasir,  p (W3-W1)/(W2-W1)
gr/cm3
1.586





Berat botol dan corong + pasir (W4)
gr
7724

Berat botol dan corong + sisa pasir (W5)
gr
6026

Berat pasir dalam corong (W4-W5)
gr
1698





Berat botol dan corong + pasir (W6)
gr
8117

Berat botol dan corong + sisa pasir (W7)
gr
5324

Berat tempat (W8)
gr
426

Berat tempat + tanah (W9)
gr
1700

Berat pasir dalam lubang (W10)
gr
1095

Volume lubang, Ve (W10/ p)
cm3
690.42

Berat tanah (W9-W8)
gr
1274

Berat volume tanah, t (W9-W8)/Ve
gr/cm3
1.845





No cawan

21
97
Berat cawan
gr
43.6
42.6
Berat cawan + tanah basah
gr
104.7
95.1
Berat cawan + tanah kering
gr
91.7
84.1
Kadar air,w
%
27.02
26.5
Berat volume kering, d
gr/cm3
1.452
1.458




Berat volume kering max, d max
gr/cm3
1.97

Kadar air optimum, W opt
%
12.50

Prosentase kepadatan lapangan, R
%
73.700
74.01





E.     KESIMPULAN

1.      Pemeriksaan kepadatan tanah lapangan dengan metode sandcone sangat berguna dalam pemeriksaan kepadatan tanah karena sangat praktis dan mudah dilakukan dan tidak  memerlukan jangka waktu yang lama untuk mengetahui kepadatan suatu contoh tanah.
2.      Dari hasil test laboratorium yang dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa tanah yang diuji memiliki 
d.      Berat volume kering max, gd max = 1.970gr/cmᵌ
e.      Kadar air optimum, Wopt = 12,50 %
f.        Prosentase kepadatan lapangan, R = 73,70 dan 74,01 %




BAB III
UNCONFINED TEST

A.    TUJUAN
Tujuan dari praktik unconfined test adalah menentukan parameter kekuatan tekan bebas tanah kohesif pada kondisi tanah asli (undisturbed) maupun tanah yang dipadatkan atau dibuat (remoulded).

B.     ALAT DAN BAHAN
1.      Tabung contoh tanah
2.      Mesin penekanan
3.      Tabung penuh dan tabung belah
4.      Alat pengeluar contoh
5.      Dial deformasi
6.      Jangka sorong
7.      Stop wacth
8.      Oven
9.      Timbangan
10.  Gergaji kawat atau pisau

C.     Benda uji yang digunakan
a.       Ukuran benda uji:
Benda uji yang digunakan mempunyai diameter minimum 1,3 inchi (33mm), apabila ukuran maksimum partikel benda uji lebih kecil dari 1/10 diameter benda uji. Untuk benda uji yang berdiamter minimal 2,8 inchi (71mm) atau lebih, digunakan apabila kurang partikel maksimum lebih kecil dari 1/6 diameter benda uji. Tinggi contoh dibuat 2 atau 3 kali diamaternya.
b.      Benda uji asli:
Ø  Untuk mejamin keaslian benda uji keluarkan benda uji dari dalam tabung contoh asli, potong bagian contoh yang terdapat pada tepi tabung contoh asli sepanjang 2 cm. Dorong benda uji pada tabung contoh asli, sampai masuk seluruhnya kedalam tabung yang akan diuji. Ratakan kedua ujung permukaan benda uji dengan pisau.
Ø  Ambil benda uji dari tabung contoh asli dengan memasang tabung yang sesuai ukuran benda uji yang digunakan tepat ditengah-tengah.
Ø  Keluarkan benda uji yang sudah tercetak dalam tabung dengan alat pengeluar contoh, tentukan benda uji tersebut.
c.       Benda uji buatan:
Ø  Siapkan tabung belah yang sudah diberi pelumas bagian dalamnya dengan ukuran sesuai pada langkah 1.
Ø  Siapkan benda uji dari contoh tanah asli atau dari contoh tanah terganggu. Untuk benda uji dari contoh tanah buatan, remas-remas dengan jari tangan hingga mendapatkan berat isi seragam. Masukkan sedikit demi sedikit kedalam tabung belah dan padatkan pengisian terus dilakukan ssampai memenuhi isi tabung. Usahaka dalam memadatkan benda uji tersebut menghasilkan tingkat kepadatan yang sama.
Ø  Keluarkan benda uji tersebut, tentukan beratnya.

D.    LANGKAH KERJA
1.      Tempatkan benda uji pada mesin penekanan tepat di tengah-tengah plat bagian bawah. Turunkan plat bagian atas sampai menyentuh permukaan benda uji.
2.      Putar dial beban maupun dial deformasi pada posisi nol.
3.      Lakukan penekanan dengan nilai regangan ½ - 2 % per menit fan catat nilai beban dan deformasi yang terjadi setiap 60 detik.
4.      Penekanan terus dilakukan hingga sudah tidak ada penambahan beban pada penambahan regangan atau hingga tercapainya regangan 20%.
5.      Tentukan kadar air benda uji tersebut.
6.      Gambarkan pola kerutuhan yang terjadi pada benda uji tersebut, dan ukur sudut kemiringan kerutuhannya

E.     KESIMPULAN
Kesimpulan dari praktik unconfined test adalah harga qu dikenal sebagai kekuatan tekanan tanah kondisi. Dari hubungan antara konsisten tanah dengan kekuatan tanah lempung pada test unconfined compression yaitu konsistennya menengah karena qu 0.5-1.0 ton / ft2, 96-192 KN / m2.


BAB IV
TEST KUAT GESER LANGSUNG
(DIRECT SHEAR  TEST)

A.    TUJUAN PENGUJIAN :
Pengujian ini mempunyai tujuan untuk memperoleh parameter kekuatan geser tanah terganggu atau tanah tidak terganggu yang terkonsolidasi, dan diuji geser dengan diberi kesempatan berdrainase dan kecepatan gerak tetap.
B.     PERALATAN DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN :
1.      Tabung contoh tanah
2.      Alat pendorong contoh tanah (extruder)
3.      Gergaji kawat (pisau pemotong)
4.      Satu set peralatan direct shear
5.      Batu pori
6.      Dial Holder
7.      Timbangan dengan ketelitian 0.01 gram
8.      Stop watch
9.      Cawan
10.  Contoh tanah
11.  Air suling atau air bersih

C.    Urutan langkah-langkah persiapan benda uji:
1.      Ambil contoh tanah dengan menggunakan tabung contoh
2.      Letakan tabung contoh tanah pada alat pendorong (extruder), stel dan kunci alat tersebut hingga tabung contoh tidak bergerak.
3.      Putar alat pendorong  hingga contoh tanah di dalam tabung keluar sedikit, potong dan ratakan dengan gergaji kawat bagian permukaan sampai mendapatkan permukaan tanah yang bersih (tidak terdapat batu).

4.      Setelah mendapatkan permukaan yang bersih, letakan ring direct shear (cincin cetak) pada bagian tepi tabung. Selanjutnya dorong terus contoh tanah tersebut hingga masuk ke dalam cincin, lalu ratakan permukaan contoh tanah bagian atas dan bawah dengan pisau atau gergaji kawat.

D.    Urutan langkah-langkah pemasangan benda uji pada kotak geser
1.      Sebelum memasukan contoh tanah kedalam kotak geser, terlebih dahulu periksa dan bersihkan kotak geser, pasang baut pengunci agar kotak geser bagian atas dan bawah menjadi satu rangkaian.
2.      Masukan batu pori bagian bawah kedalam kotak gasar, lalu letakan cincin cetak yang berisi contoh tanah, pada kotak geser dengan posisi bagian runcingnya menghadap ke atas.
3.      Masukan contoh tanah ke dalam kotak geser dengan menggunakan alat pengeluar contoh yang ditekan hingga keseluruhan contoh tanah masuk ke dalam alat geser.
4.      Pasang batu pori bagian atas, dan stel alat pembeban vertikal. Untuk beban pada pengujian pertama ini yang diberikan adal 10 kg. Selanjutnya pasang arloji ukur gerak vertikal.
5.      Stel dan pasang arloji ukur gerak horisontal.
6.      Jenuhkan contoh tanah dengan cara mengisi bak dengan air hingga contoh tanah dan batu pori terendam seluruhnya.
7.      Sebelum melakukan pergeseran horisontal terlebih dahulu lakukan pembebanan kosolidasi. Dan tentukan waktu untuk menentukan terjadinya 50% konsolidasi primer (t 50).
8.      Setelah mendapatkan harga t 50 kemudian dilakukan untuk perhitungan untuk melakukan pergeseran horisontal. Pergeseran horisontal ini dilakukan terus sampai tanah tersebut mengalami keruntuhan, baru kemudian diruntuhkan.

E.     Urutan penyetelan rangka pembeban vertikal
1.      Angka ujung lengan pembebanan agar rangka pembebanan dapat diatur sedemikian rupa hingga posisinya benar-benar vertikal tegak lurus.
2.      Luruskan stang pembeban dan letakkan sampai menyentuh kotak geser dan usahakan agar posisinya tidak berubah.
3.      Pasang beban 10 kg pada gantungan beban hingga lengan pembeban tidak mengambang letaknya.

F.     Urutkan penyetelan Arloji ukur gerak vertikal
1.      Pasang arloji ukur pada penopang arloji ukur
2.      Setel lengan penggantungan arloji ukur agar batang arloji ukur menyentuh batang penekan bagian atas.
3.      Setel arloji ukur sehingga letak jarum berada pada posisi nol.

G.    Urutan penyetelan arloji ukur gerak horisontal :
1.      Pasang arloji ukur pada penopang arloji ukur horisontal
2.      Setel penopang arloji ukur agar batang arloji ukur menyentuh kotak geser yang berisi contoh tanah.
3.      Setel arloji ukur sehingga letak jarum berada pada posisi nol.

H.    Urutan langkah-langkah melakukan pembebanan konsolidasi
1.      Lepaskan beban 10 kg yang terpasang
2.      Pasang beban pada gantungan beban sehingga contoh tanah mendapat tekanan sesuai dengan tekanan sesuai dengan tekanan yang akan dialami di lapangan.
3.      Buka kuci lengan pembeban dan baca defleksi pada arloji ukur gerak vertikal untuk waktu t = 0 menit, 0.25 menit, 1 menit, 4 menit, 6.25 menit, 9 menit, 12.25 menit, 16 menit, 20.25 menit, 60 menit, 120 menit, 480 menit, dan 1440 menit.
I.       KESIMPULAN
Dari hasil praktik diatas maka disimpulkan  dalam kekuatan geser tanah terganggu atau tanah tidak tidak terganggu yang terkonsolidasi. Dalam tegangan geser tanah yaitu salah satu aspek dalam masalah pondasi. Oleh karena itu didapat  arc tg = 18°.