LAPORAN MEKANIKA TANAH 2
DISUSUN OLEH:
Andre Irawan Luke
Yul Paulina Boboy
Ferrer Vinsensius Kua
Dietha cyta Paradisa
Binsar Tua Adventarius Manik
Macksion Sanabel
Usias Soleman Baitanu
PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
BAB I
STANDART PROCTOR TEST
A.
TUJUAN
Tujuan dalam praktek standard proctor test yaitu untuk
mengetahui derajat kepadatan lapangan.
B.
ALAT
DAN BAHAN
1. set alat standart proctor test (cetakan dan
penumbuk)
2. Timbangan
dengan ketelitian 4,5 gram
3. Timbangan
dengan ketelitian 0,1 gram
4. Lengser
besar-lengser
5. Jack
(untuk mengeluarkan contok tanah dari cetakan)
6. Penggaris
besi dengan pinggiran lurus
7. Ayakan
no 4
8. Cawan
9. Oven
10. Botol
plastik
11. Seperangkat
alat menentukan GS
C.
LANGKAH
KERJA
1. Ambil
tanah yang sudah diangin-anginkan sebanyak 2,5 kg lalu pecahkan semua
gumpalan-gumpalan tanah.
2. Tanah
yang sudah disiapkan pada langkah no.1 tersebut diayak dengan menggunakan
ayakan no.4.kumpulkan semua tanah yang lolos ayakan no.4 didalam lengser yang
besar.
3. Tambahkan
air pada tanah didalam lengser tersbut dan campur hingga merata untuk membuat
kadar air dari tanah tersebut dan campur hingga merata untuk membuat kadar air
dari tanah tersebut kira-kira 5%.
4. Tentukan
berat cetakan + plat dasar (=W1).
5. Pasang
silinder perpanjangan pada bagian atas dari cetakan.
6. Tanah
yang sudah disiapkan pada langkah no.3 tersebut lalu dibagi menjadi 3 bagian.
Masukan masing-masing bagian tanah kedalam tanah 3 lapisan yang kira-kira sama
tebalnya. Tiap-tiap lapisan harus dipadatkan secara merata dengan menggunakan
standart Proctor hammer sebanyak 25 kali. Adapun cara melakukan penumbukan
untuk tiap-tiap lapisan akan dilihat pada gambar 2.
Catatan : Tanah lepas yang ditaruh
didalam cetakan untuk lapisan ketiga (paling atas) harus sedemikian tinggi sehingga apabila
dipadatkan,bagian atas dari permukaan tanah tersebut masih lebih tinggi dari
cetakan.
7. Lepaskan
silinder perpanjangan yang disambung pada bagian atas cetakan. Silinder
perpanangan tersebut harus dilepas secara berhati-hati supaya tidak merusak
tanah yang sudah dipadatkan didalam silinder tersebut.
8. Dengan
menggunakan penggaris besi,potong kelebihan tanah diatas cetakan secara
perlahan-lahan dan sedikit demi sedikit hingga permukaan tanah yang dipadatkan
sama tinggi dengan permukaan cetakan tersebut.
9. Timbang
berat cetakan + tanah yang sudah dipadatkan + plat dasar(yang sudah disiapkan
pada langkah no.8)=W2.
10. Lepaskan
plat dasar dari cetakan,kemudian keluarkan tanah yang sudah dipadatkan dari
dalam cetakan dengan menggunakan jack.
11. Ambil
sedikit contoh tanah yang sudah dilepaskan dari cetakan (pada langkah no 10.)
dan letakan didalam cawan untuk ditentukan kadar airnya (sebelum dimasukan
dalam oven,berat dari tanah basah ditentukan terlebih dahulu).
12. Pecahkan
gumpulan – gumpalan tanah yang sudah dikeluarkan dari cetakan (langkah
no.10),dan tangan dan campur tanah tersebut dengan tanah lembab yang tersisa
didalam lengser.
Tambahkan air dan campur hingga
merata agar supaya kadar air dalam campuran tersebut naik kira-kira 2%.
13. Ulangi
urutan pelaksaan no.5 sampai dengan no.12. didalam pelaksaan test ini,harga
dari berat volume tanah kering (
mula-mula akan naik,dan kemudian akan turun. Teruskan test tersebut
sampai didapat paling sedikit dua kali pembacaan harga dari (
Yang makin mengecil.
14. Pada
hari berikutnya, timbang tanah yang sudah dikeringkan pada langkah no.11 untuk
mengetahui berat tanah kering yang bersangkutan, dan kemudian tentukan kadar
airnya.
15. Selanjutnya
dari contoh tanah tersebut tentukan harga Gsnya (urutan langkah pelaksanaan
test GS seperti yang diuraikan diatas).
D.
KESIMPULAN
Dari hasil test laboratorium yang dilakukan dapat
diambil kesimpulan bahwa tanah yang diuji memiliki
a.
Berat volume kering max, gd max = 1.970gr/cmᵌ
b.
Kadar air optimum, Wopt = 12,50 %
c. Specific Graviti, Gs =
2.75
BAB II
SAND CONE
A.
TUJUAN :
untuk menentukan
kepadatan ditempat dari lapisan tanah atau perkerasan yang telah dipadatkan
B.
PERALATAN
YANG DIGUNAKAN UNTUK TEST SAND CONE :
1. Botol
transparan, corong logam dan plat dasar
2. Palu,
sendok, kuas dan kapi
3. Timba
untuk tempat tanah
4. Peralatan
untuk menentukan kadar air
5. Timbangan
kapasitas 500 gr dengan ketelitian 0,1 gr
6. Timbangan
kapasitas 10 kg dengan ketelitian 1,0 gr
7. Oven
8. Pasir
silika
9. Air
suling
C.
URUTAN
PELAKSANAAN
1.
Menentukan
volume botol transparan dengan cara :
a. Timbang
alat (botol+corong), (W1)
b. Isi
botol dengan air suling,bersihkan air yang diluar botol
c. Timbang
botol yang berisi air tersebut, (W2)
d. Hitung
berat air = W2-W1, berat air = volume air jika harga ɤw = 1 dan volume air
tersebut adalah sama dengan volume botol
2.
Menentukan berat volume pasir silica dengan cara :
a. Letakan
alat dengan botol dibawah pada dasar yang rata, tutup kran, kemudian isi corong
dengan pasir silika
b. Bukalah
kran, isi botol dengan pasir silica sampai penuh dan jaga selama pengisian
corong terisi pasir paling sedikit setengahnya
c. Tutupkran
dan bersihkan kelebihan pasir diatas kran dan timbanglah beratnya
d. Hitung
berat pasir silica dalam botol = W3-W1
e. Hitung
volume pasir silika =
, dimana volume pasir silika = volume
botol
3.
Menentukan
berat pasir silica dalam corong :
a. Isi
botol dengan pasir silica secukupnya (melebihi volume corong) dan timbang
beratnya, (W4)
b. Letakan
alat dan corong dibawah corong diletakan
diatas pelat dasar, dimana kedudukan pelat dasar harus rata dan bersih
c. Bukalah
kran pelan-pelan sampai pasir berhenti mengalir
d. Tutup
kran dan timbanglah alat beserta sisa pasir, (W5)
e. Hitung
berat pasir silica dalam corong W4-W5
4.
Menentukan
berat volume tanah :
a. Isi
botol dengan pasir sampai penuh, timbang beratnya (W6)
b. Ratakan
permukaan tanah yang akan diperiksa. Letakan plat dasar pada permukaan tanah
yang telah rata tersebut dan kokohkan dengan paku di keempat sudut
c. Galihlah
lubang sedalam minimal 10 cm ( tidak melebihi satu hamparan padat)
d. Seluruh
tanah hasil galian dimasukan dalam
e. Letakan
alat dengan corong dibawah diatas pelat dasar yang telah disiapkan untuk
melubangi tanah, buka kran pelan-pelan sehingga pasir silica masuk kedalam
lubang. Setelah pasir silica berhenti mengalir tutup kran kembali dan timbang
alat beserta sisa pasir silika, beratnya (W9)
f. Ambil
tanah sedikit dari kaleng untuk ditentukan kadar airnya
Sample no
|
1
|
||
Berat botol dan corong (W1)
|
gr
|
1186
|
|
Berat botol dancorong + air (W2)
|
gr
|
5805
|
|
Berat botol dan corong + pasir
(W3)
|
gr
|
8512
|
|
Berat volume pasir, p
(W3-W1)/(W2-W1)
|
gr/cm3
|
1.586
|
|
Berat botol dan corong + pasir
(W4)
|
gr
|
7724
|
|
Berat botol dan corong + sisa
pasir (W5)
|
gr
|
6026
|
|
Berat pasir dalam corong (W4-W5)
|
gr
|
1698
|
|
Berat botol dan corong + pasir
(W6)
|
gr
|
8117
|
|
Berat botol dan corong + sisa
pasir (W7)
|
gr
|
5324
|
|
Berat tempat (W8)
|
gr
|
426
|
|
Berat tempat + tanah (W9)
|
gr
|
1700
|
|
Berat pasir dalam lubang (W10)
|
gr
|
1095
|
|
Volume lubang, Ve (W10/ p)
|
cm3
|
690.42
|
|
Berat tanah (W9-W8)
|
gr
|
1274
|
|
Berat volume tanah, t (W9-W8)/Ve
|
gr/cm3
|
1.845
|
|
No cawan
|
21
|
97
|
|
Berat cawan
|
gr
|
43.6
|
42.6
|
Berat cawan + tanah basah
|
gr
|
104.7
|
95.1
|
Berat cawan + tanah kering
|
gr
|
91.7
|
84.1
|
Kadar air,w
|
%
|
27.02
|
26.5
|
Berat volume kering, d
|
gr/cm3
|
1.452
|
1.458
|
Berat volume kering max, d max
|
gr/cm3
|
1.97
|
|
Kadar air optimum, W opt
|
%
|
12.50
|
|
Prosentase kepadatan lapangan, R
|
%
|
73.700
|
74.01
|
E.
KESIMPULAN
1. Pemeriksaan
kepadatan tanah lapangan dengan metode sandcone sangat berguna dalam
pemeriksaan kepadatan tanah karena sangat praktis dan mudah dilakukan dan
tidak memerlukan jangka waktu yang lama
untuk mengetahui kepadatan suatu contoh tanah.
2.
Dari hasil test laboratorium yang dilakukan dapat
diambil kesimpulan bahwa tanah yang diuji memiliki
d.
Berat volume kering max, gd max = 1.970gr/cmᵌ
e.
Kadar air optimum, Wopt = 12,50 %
f.
Prosentase kepadatan lapangan, R = 73,70 dan 74,01 %
BAB III
UNCONFINED TEST
A.
TUJUAN
Tujuan dari praktik
unconfined test adalah menentukan parameter kekuatan tekan bebas tanah
kohesif pada kondisi tanah asli (undisturbed) maupun tanah yang dipadatkan atau
dibuat (remoulded).
B.
ALAT
DAN BAHAN
1. Tabung contoh tanah
2. Mesin penekanan
3. Tabung penuh dan tabung belah
4. Alat pengeluar contoh
5. Dial deformasi
6. Jangka sorong
7. Stop wacth
8. Oven
9. Timbangan
10. Gergaji kawat atau pisau
C. Benda uji yang digunakan
a. Ukuran benda uji:
Benda uji yang digunakan mempunyai diameter minimum
1,3 inchi (33mm), apabila ukuran maksimum partikel benda uji lebih kecil dari
1/10 diameter benda uji. Untuk benda uji yang berdiamter minimal 2,8 inchi
(71mm) atau lebih, digunakan apabila kurang partikel maksimum lebih kecil dari
1/6 diameter benda uji. Tinggi contoh dibuat 2 atau 3 kali diamaternya.
b. Benda uji asli:
Ø Untuk mejamin keaslian benda uji keluarkan benda uji
dari dalam tabung contoh asli, potong bagian contoh yang terdapat pada tepi
tabung contoh asli sepanjang 2 cm. Dorong benda uji pada tabung contoh asli,
sampai masuk seluruhnya kedalam tabung yang akan diuji. Ratakan kedua ujung
permukaan benda uji dengan pisau.
Ø Ambil benda uji dari tabung contoh asli dengan
memasang tabung yang sesuai ukuran benda uji yang digunakan tepat
ditengah-tengah.
Ø Keluarkan benda uji yang sudah tercetak dalam tabung
dengan alat pengeluar contoh, tentukan benda uji tersebut.
c. Benda uji buatan:
Ø Siapkan tabung belah yang sudah diberi pelumas bagian
dalamnya dengan ukuran sesuai pada langkah 1.
Ø Siapkan benda uji dari contoh tanah asli atau dari
contoh tanah terganggu. Untuk benda uji dari contoh tanah buatan, remas-remas
dengan jari tangan hingga mendapatkan berat isi seragam. Masukkan sedikit demi
sedikit kedalam tabung belah dan padatkan pengisian terus dilakukan ssampai
memenuhi isi tabung. Usahaka dalam memadatkan benda uji tersebut menghasilkan
tingkat kepadatan yang sama.
Ø Keluarkan benda uji tersebut, tentukan beratnya.
D.
LANGKAH
KERJA
1.
Tempatkan benda
uji pada mesin penekanan tepat di tengah-tengah plat bagian bawah. Turunkan
plat bagian atas sampai menyentuh permukaan benda uji.
2.
Putar dial beban
maupun dial deformasi pada posisi nol.
3.
Lakukan
penekanan dengan nilai regangan ½ - 2 % per menit fan catat nilai beban dan
deformasi yang terjadi setiap 60 detik.
4.
Penekanan terus
dilakukan hingga sudah tidak ada penambahan beban pada penambahan regangan atau
hingga tercapainya regangan 20%.
5.
Tentukan kadar
air benda uji tersebut.
6.
Gambarkan pola
kerutuhan yang terjadi pada benda uji tersebut, dan ukur sudut kemiringan
kerutuhannya
E.
KESIMPULAN
Kesimpulan
dari praktik unconfined test adalah harga qu dikenal sebagai kekuatan tekanan
tanah kondisi. Dari hubungan antara konsisten tanah dengan kekuatan tanah
lempung pada test unconfined compression yaitu konsistennya menengah karena qu
0.5-1.0 ton / ft2, 96-192 KN / m2.
BAB IV
TEST KUAT GESER LANGSUNG
(DIRECT SHEAR TEST)
A.
TUJUAN
PENGUJIAN :
Pengujian
ini mempunyai tujuan untuk memperoleh parameter kekuatan geser tanah terganggu
atau tanah tidak terganggu yang terkonsolidasi, dan diuji geser dengan diberi
kesempatan berdrainase dan kecepatan gerak tetap.
B.
PERALATAN
DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN :
1. Tabung
contoh tanah
2. Alat
pendorong contoh tanah (extruder)
3. Gergaji
kawat (pisau pemotong)
4. Satu
set peralatan direct shear
5. Batu
pori
6. Dial
Holder
7. Timbangan
dengan ketelitian 0.01 gram
8. Stop
watch
9. Cawan
10. Contoh
tanah
11. Air
suling atau air bersih
C.
Urutan
langkah-langkah persiapan benda uji:
1. Ambil
contoh tanah dengan menggunakan tabung contoh
2. Letakan
tabung contoh tanah pada alat pendorong (extruder), stel dan kunci alat
tersebut hingga tabung contoh tidak bergerak.
3. Putar
alat pendorong hingga contoh tanah di
dalam tabung keluar sedikit, potong dan ratakan dengan gergaji kawat bagian
permukaan sampai mendapatkan permukaan tanah yang bersih (tidak terdapat batu).
4. Setelah mendapatkan permukaan yang bersih, letakan ring direct shear (cincin cetak) pada bagian tepi tabung. Selanjutnya dorong terus contoh tanah tersebut hingga masuk ke dalam cincin, lalu ratakan permukaan contoh tanah bagian atas dan bawah dengan pisau atau gergaji kawat.
D.
Urutan
langkah-langkah pemasangan benda uji pada kotak geser
1. Sebelum
memasukan contoh tanah kedalam kotak geser, terlebih dahulu periksa dan
bersihkan kotak geser, pasang baut pengunci agar kotak geser bagian atas dan
bawah menjadi satu rangkaian.
2. Masukan
batu pori bagian bawah kedalam kotak gasar, lalu letakan cincin cetak yang
berisi contoh tanah, pada kotak geser dengan posisi bagian runcingnya menghadap
ke atas.
3. Masukan
contoh tanah ke dalam kotak geser dengan menggunakan alat pengeluar contoh yang
ditekan hingga keseluruhan contoh tanah masuk ke dalam alat geser.
4. Pasang
batu pori bagian atas, dan stel alat pembeban vertikal. Untuk beban pada
pengujian pertama ini yang diberikan adal 10 kg. Selanjutnya pasang arloji ukur
gerak vertikal.
5. Stel
dan pasang arloji ukur gerak horisontal.
6. Jenuhkan
contoh tanah dengan cara mengisi bak dengan air hingga contoh tanah dan batu
pori terendam seluruhnya.
7. Sebelum
melakukan pergeseran horisontal terlebih dahulu lakukan pembebanan kosolidasi.
Dan tentukan waktu untuk menentukan terjadinya 50% konsolidasi primer (t 50).
8. Setelah
mendapatkan harga t 50 kemudian
dilakukan untuk perhitungan untuk melakukan pergeseran horisontal. Pergeseran
horisontal ini dilakukan terus sampai tanah tersebut mengalami keruntuhan, baru
kemudian diruntuhkan.
E.
Urutan
penyetelan rangka pembeban vertikal
1. Angka
ujung lengan pembebanan agar rangka pembebanan dapat diatur sedemikian rupa
hingga posisinya benar-benar vertikal tegak lurus.
2. Luruskan
stang pembeban dan letakkan sampai menyentuh kotak geser dan usahakan agar posisinya
tidak berubah.
3. Pasang
beban 10 kg pada gantungan beban hingga lengan pembeban tidak mengambang
letaknya.
F.
Urutkan
penyetelan Arloji ukur gerak vertikal
1. Pasang
arloji ukur pada penopang arloji ukur
2. Setel
lengan penggantungan arloji ukur agar batang arloji ukur menyentuh batang
penekan bagian atas.
3. Setel
arloji ukur sehingga letak jarum berada pada posisi nol.
G.
Urutan
penyetelan arloji ukur gerak horisontal :
1. Pasang
arloji ukur pada penopang arloji ukur horisontal
2. Setel
penopang arloji ukur agar batang arloji ukur menyentuh kotak geser yang berisi
contoh tanah.
3. Setel
arloji ukur sehingga letak jarum berada pada posisi nol.
H.
Urutan
langkah-langkah melakukan pembebanan konsolidasi
1. Lepaskan
beban 10 kg yang terpasang
2. Pasang
beban pada gantungan beban sehingga contoh tanah mendapat tekanan sesuai dengan
tekanan sesuai dengan tekanan yang akan dialami di lapangan.
3. Buka
kuci lengan pembeban dan baca defleksi pada arloji ukur gerak vertikal untuk
waktu t = 0 menit, 0.25 menit, 1 menit, 4 menit, 6.25 menit, 9 menit, 12.25
menit, 16 menit, 20.25 menit, 60 menit, 120 menit, 480 menit, dan 1440 menit.
I.
KESIMPULAN
Dari hasil
praktik diatas maka disimpulkan dalam
kekuatan geser tanah terganggu atau tanah tidak tidak terganggu yang
terkonsolidasi. Dalam tegangan geser tanah yaitu salah satu aspek dalam masalah
pondasi. Oleh karena itu didapat arc tg
= 18°.